Kuliah, adalah
kegiatan akademik yang terkait langsung dengan kewajiban mahasiswa dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar di kampus sesuai dengan target kurikulum
perguruan tinggi yang bersangkutan. Ukuran keberhasilannya adalah dalam bentuk
nilai A, B, C, D atau E. Di akhir kegiatan perkuliahan, mahasiswa harus
mengikuti sidang ujian Skripsi untuk memperoleh keberhasilan paling akhir,
yaitu lulus sebagai seorang Sarjana dengan berhak menyandang gelar kesarjanaan
dan memegang Ijazah Sarjana pula.
Lantas, apakah
cukup seorang mahasiswa hanya berkuliah saja ? Tentu, amat tergantung dari cara
pandang dan tujuan masing-masing mahasiswa selama berkuliah. Kalau bagi saya,
yang pernah kuliah di perguruan tinggi, kegiatan kuliah saja belumlah cukup
untuk belajar tentang masa depan bagi seorang mahasiswa. Sekurangnya, ada
dua hal yang perlu dipelajari bagi mahasiswa selama berkuliah, di samping harus
mengejar nilai akademik yang terbaik.
Pertama, mahasiswa
harus belajar tentang dunia riil yang akan dihadapinya kelak, saat usai lulus
dari bangku kuliah. Kedua, mahasiswa perlu belajar
berteman secara lebih luas, dan berorganisasi dalam sebuah kegiatan yang
mendukung untuk keperluan tersebut. Gabungan antara kegiatan
perkuliahan, kegiatan belajar dunia riil dan kegiatan belajar berteman dan
berorganisasi, merupakan sesuatu yang amat dibutuhkan oleh mahasiswa, agar
kelak dapat lebih siap usai kelulusannya sebagai seorang Sarjana.
Belajar tentang
dunia riil, adalah belajar tentang beragam kemungkinan profesi, pekerjaan atau
sekedar hobi, minat dan bakat yang akan dikembangkan dan ditekuni oleh
mahasiswa kelak. Maka, ikutilah beragam kegiatan yang memungkinkan mahasiswa dapat belajar
tentang hal tersebut, baik yang di selenggarakan di dalam kampus, maupun di
luar kampus. Beragam kegiatan yang dimaksudkan untuk mengembangkan minat dan
bakat, antara lain adalah seperti kegiatan olahraga, kegiatan seni, sastra atau
teater, kegiatan karya jurnalistik, kegiatan penelitian, kegiatan broadcasting,
hingga kegiatan belajar berbisnis, baik bisnis berbasis kreatifitas maupun
bisnis konvensional pada umumnya. Tentu, tidak harus diikuti semuanya, namun
perlu disesuaikan pula dengan hobi, minat dan bakat yang dimiliki oleh
masing-masing mahasiswa.
Sementara itu,
belajar berteman dan berorganisasi pun perlu dikembangkan oleh mahasiswa, meski
porsinya amat disesuaikan dengan minat, bakat dan waktu yang tersedia dari
masing-masing mahasiswa. Tentu, tidak harus selalu menjadi pengurus puncak di
organisasi mahasiswa intra kampus atau ekstra kampus. Boleh jadi, mahasiswa
cukup terlibat saja dalam sejumlah kegiatan yang diselenggarakan oleh
organisasi mahasiswa atau non mahasiswa, apakah ikut sebagai peserta aktif,
atau terlibat menjadi panitia saja. Kecuali, bagi mereka yang sangat
berminat dan merasa punya bakat secara khusus dalam hal berognaisasi dan
kepemimpinan, tentu dipersilakan untuk belajar lebih tinggi lagi.
Belajar
berteman atau berorganisasi amat penting dalam membantu mengembangkan
kepribadian dan memperluas jaringan pertemanan yang amat mungkin dibutuhkan
saat usai kuliah nanti. Belajar berorganisasi pun, kelak akan terasa manfaatnya
saat seorang sarjana telah menekuni sebuah bidang pekerjaan. Karena, apapun
dan di manapun pekerjaannya, maka kemampuan berorganisasi dalam arti luas,
seperti kemampuan bergaul dan berteman, atau kemampuan dalam mengelola orang
lain, amat dibutuhkan bagi seseorang dalam menunjang karir pekerjaannya.
Prestasi
akademik perlu diraih setinggi-tingginya, bila perlu raihlah sejumlah beasiswa
yang tersedia. Ikutilah
sejumlah lomba yang ada, seperti lomba karya tulis, atau lomba kreatifitas
lainnya, baik yang diselenggarakan oleh kampus, maupun di luar kampus. Ditambah
dengan pengalaman mahasiswa dalam belajar mengenai masa depan, serta belajar
berteman dan berorganisasi, maka amat mungkin seseorang akan jauh lebih siap
saat usai kelulusan sebagai seorang Sarjana.
Jauh, dari
sebuah keadaan yang membingungkan, antara kehendak segera ingin memperoleh
pekerjaan yang diimpikan dengan kenyataan kesempatan lapangan kerja yang ada. Sebuah keadaan
yang biasa terjadi dan cukup sering menerpa bagi mereka yang baru lulus kuliah.
Bahwa kelak jauh lebih tersadarkan, dirinya sudah bukan lagi berstatus sebagai
mahasiswa dengan segala kondisi dan tuntutan dari kenyataan yang cukup berbeda.
Bagaimana dengan pendapat Anda ?