Selasa, 09 Agustus 2011

METODE PENELITIAN SOSIAL yang membahas tentang “Minat Untuk Meneliti”


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri.Dalam hidup, manusia selalau berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan.Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil.
Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah.Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati & menghargai.Keteraturan hidup perlu selalu dijaga.Hidup yang teratur adalah impian setiap insan.Menciptakan & menjaga kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia.
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi disbanding makhluk Tuhan lainnya.Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah & memilih mana yang baik & mana yang buruk.Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik.
Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan social manusiapun perlu dikelola dengan baik.Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Dengan mempunyai minat atau keinginan yang sangat besar untuk ingin tau terhadap sesuatu yang positif manusia akan dapat mengelola diri, kelompok & lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik & sulit.
B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang kami uraikan diatas banyak permasalahan yang kami dapatkan, diantaranya sebagai berikut :
1.      Apakah maksud dari minat itu sendiri ?
2.      Apa yang menyebabkan factor  timbulnya minat untuk meneliti ?
3.      Bagaimana mengetahui karakteristik minat untuk meneliti ?
4.      Bagaimana aspek-aspek minat untuk meneliti ?
5.      Apa kondisi yang mempengaruhi minat untuk meneliti ?
6.      Bagaimana mengenal tipe-tipe minat untuk meneliti ?
7.      Bagaimana cara mengukur minat ?
C.    Tujuan
1.    Melatih penulis menyusun paper dalam upaya lebih meningkatkan pengetahuan dan kreatifitas penulis.
2.    Agar mahasiswa lebih memahami dan mendalami pokok bahasan khususnya tentang minat untuk meneliti.
D.    Metode Penulisan
Dari banyak metode yang penulis ketahui, penulis menggunakan metode kepustakaan.Pada zaman modern ini metode kepustakaan tidak hanya berarti pergi ke perpustakaan tapi dapat pula dilakukan dengan pergi ke warung internet (warnet).Penulis menggunakan metode ini karena jauh lebih praktis, efektif, efisien, serta sangat mudah untuk mencari bahan dan data-data tentang topik ataupun materi yang penulis gunakan untuk karya tulis ini.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Minat
Eysenck dkk (2002) mendefinisikan minat sebagai suatu kecenderungan untuk bertingkah laku yang berorientasi kepada objek, kegiatan, atau pengalaman tertentu, dan kecenderungan tersebut antara individu yang satu dengan yang lain tidak sama intensitasnya. Sedang Witherington (1999) berpendapat bahwa minat adalah kesadaran seseorang pada sesuatu, seseorang, suatu soal atau situasi yang bersangkut paut dengan dirinya. Tanpa kesadaran seseorang pada suatu objek, maka individu tidak akan pernah mempunyai minat terhadap sesuatu. Menurut Hurlock (1996) dalam Purwanto (2002) mengartikan minat sebagai sumber motivasi yang akan mengarahkan seseorang pada apa yang akan mereka lakukan bila diberi kebebasan untuk memilihnya. Bila mereka melihat sesuatu itu mempunyai arti bagi dirinya, maka mereka akan tertarik terhadap sesuatu itu yang pada akhirnya nanti akan menimbulkan kepuasan bagi dirinya.
Dalam kamus psikologi, Chaplin (1999) menyebutkan bahwa interest atau minat dapat diartikan sebagai :
  1. Suatu sikap yang berlangsung terus-menerus yang memberi pola pada perhatian seseorang sehingga membuat dirinya selektif terhadap objek minatnya.
  2. Perasaan yang menyatakan bahwa satu aktivitas pekerjaan atau objek itu berharga atau berarti bagi individu.
  3. Satu keadaan atau satu set motivasi yang menuntut tingkah laku menuju satu arah tertentu.
Dengan mengintip pendapat Layton, Handoyo (2001) mengartikan minat sebagai kesukaan atau ketidaksukaan terhadap sesuatu. Dengan kata lain, minat dapat dilihat atas dasar perbedaan rasa suka terhadap sesuatu hal, pekerjaan, tugas atau suatu kegiatan. Sedangkan Murphy berpendapat, sebagaiman yang dikutip oleh Handoyo, bahwa minat merupakan kondisi rangsang yang terarah sehubungan dengan tujuan yang bermanfaat.Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, minat yang berbentuk perhatian yang intens tadi merupakna suatu reaksi organisme, baik yang tampak nyata maupun yang imajiner, yang disebabkan karena rasa suka terhadap suatu objek tertentu.Minat ini mempunyai kecenderungan mempengaruhi perilaku individu dalam aktivitas tertentu. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa minat dalam diri individu sangat penting artinya bagi kesuksesan yang akan dicapai. Individu yang mempunyai minat terhadap suatu objek atau aktivitas berarti ia telah menetapkan tujuan yang berguna bagi dirinya sehingga ia akan cenderung untuk menyukainya. Dari sana kemudian, segala tingkah laku menjadi terarah dengan baik dan tujuan pun akan tercapai (Handoyo, 2001).
Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang melakukan apa saja yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih (Kartini, 1990:102).
Bila mereka melihat sesuatu akan menguntungkan, mereka merasa berminat,
ini kemudian akan mendatangkan kepuasan, bila kepuasan berkurang maka
minatpun berkurang Bimo Walgito (1991:48) mengemukakan minat sebagai:
a)      Minat adalah suatu gejala psikis atau jiwa
b)      Adanya minat menyebabkan subyek memusatkan perhatiannya karena merasa tertarik.
c)      Minat merupakan kecenderungan jiwa yang menyebabkan aktivitas.
Di samping berbagai pengertian di atas, pengertian minat secara harfiah adalah suatu kegiatan organisme yang mengarahkan perhatian dengan sungguh terhadap suatu objek, yaitu objek yang relevan atau mempunyai karakteristik yang serupa dengan objek tertentu.Ada yang mengatakan bahwa hubungan minat dengan motivasi itu bersifat gradual, dimana timbulnya motivasi setelah adanya sikap, dan sikap timbul karena adanya minat.Ada yang mengatakan bahwa minat itu adalah aspek kognitif dari motivasi, dan ada pula yang mengatakan bahwa minat timbul bersamaan dengan motivasi.Ada juga yang justru mengidentikkan minat dengan motivasi.Misalnya, apabila timbul minat terhadap suatu aktivitas berarti ada indikasi motivasi terhadap aktivitas tadi (Handoyo, 2001).
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu kecenderungan seseorang dalam bertingkah laku yang dapat diarahkan unutk memperhatikan suatu objek atau melakukan suatu aktivitas tertentu yang didorong oleh perasaan senang karena dianggap bermanfaat bagi dirinya. Di samping itu, dari beberapa pengertian berikut :
1.      Perasaan sadar dari individu terhadap suatu objek atau aktivitas, karena adanya anggapan bahwa objek aktivitas tersebut bermanfaat bagi dirinya.
2.      Perasaan senang terhadap subjek atau objek ataupun juga aktivitas.
3.      Perasaan sadar dan suka tersebut pada gilirannya akan menimbulkan rasa untuk memperhatikan suatu objek, subjek atau aktivitas.
4.      Dorongan tersebut akan berlangsung secara terus-menerus untuk selalu melakukan aktivitas yang berhubungan dengan objek atau subjek yang diminati, dan
5.      Kuatnya kecenderungan individu untuk memberikan perhatian terhadap objek, subjek atau aktivitas yang memuaskan dan memuaskan dan bermanfaat bagi objek, subjek atau aktivitas tersebut (Handoyo, 2001).
B.     Faktor Timbulnya Minat
Faktor timbulnya minat, menurut Crow and Crow (1982) dalam Purwanto (2004), terdiri dari tiga faktor :

  1. Faktor Dorongan Dari Dalam
Yaitu rasa ingin tahu atau dorongan untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda. Dorongan ini dapat membuat seseorang berminat untuk mempelajari ilmu mekanik, melakukan penelitian ilmiah, atau aktivitas lain yang menantang.misalnya meneliti atau mencari tahu fenomena-fenomena sosial yang terjadi dikalangan kita sekarang ini serta penyebab timbulnya suatu peristiwa setelah itu mencari solusi dan pemecahan masalah.
2.      Faktor Motif Sosial
Yakni minat dalam upaya mengembangkan diri dari dan dalam ilmu pengetahuan, yang mungkin diilhami oleh hasrat unutk mendapatkan kemampuan dalam bekerja, atau adanya hasrat untuk memperolah penghargaan dari keluarga atau teman.
3.      Faktor Emosional
Yakni minat yang berkaitan dengan perasaan dan emosi. Misalnya, keberhasilan akan menimbulkan perasaan puas dan meningkatkan minat, sedangkan kegagalan dapat menghilangkan minat seseorang.
C.    Karakteristik Minat
Karakteristik minat itu sendiri (Darmawan, 2000:86) yaitu:
1.      Minat timbul dari perasaan senang terhadap suatu obyek yang menarikperhatian seseorang.
2.      Minat menyebabkan seseorang menaruh perhatian secara spontan, wajar dan mudah.
3.      Minat bersifat subyektif, individu berbeda-beda dalam menentukan obyekyang diamatinya.
4.      Minat merangsang seseorang dalam nencari obyek-obyek tertentu yangdiminatinya.
5.      Minat bisa tercermin dalam suatu pola pilihan yang disenangi secarakonsisten.
6.      Minat bersifat diskriminatif, karena dapat membantu seseorangmembedakan apa yang harus dan tidak harus dilakukan.
7.      Minat tidak bersifat bawaan, melainkan tumbuh dan berkembang bersamapengalaman-pengalamannya.
8.      Minat dapat merupakan sebab maupun akibat dari suatu pengalaman.
9.      Minat berkaitan erat dengan kepentingan pribadi seseorang.
D.    Aspek  Minat
Krathwolh dkk dalam Purwanto (2004) mengemukakan bahwa minat termasuk dalam afektif (istilahnya Bloom). Taksonomi afektif Bloom dalam Notoatmodjo (2007), ini meliputi lima kategori :
  1. Penerimaan (receiving) yang terdiri dari sub-kesadaran kemauan    untuk menerima perhatian yang terpilih. Merupakan masa dimana kita menerima rangsangan melalui panca indra.
  2. Menanggapi (responding) yang terdiri dari sub-kategori persetujuan untuk menanggapi kemauan dan kepuasan.
  3. Penilaian (valuting) yang terdiri dari sub-kategori penerimaan, pemilihan dan komitmen terhadap nilai-nilai tertentu.
  4. Organisasi (organization) yaitu kemampuan dalam melakukan penyusunan langkah terhadap nilai baru yang diterima.
  5. Pencirian (characterization)  kemamuan dalam memahami ciri dari nilai baru yang diterima.
E.     Kondisi Yang Mempengaruhi Minat
Menurut Hurlock (1999), ada beberapa kondisi yang mempengaruhi minat, diantaranya :
1.  Status Ekonomi
Status ekonomi membaik, orang cenderung memperluas minat mereka untuk mencakup hal yang semula belum mereka laksanakan.Sebaiknya, kalau status ekonomi mengalami kemunduran karena tanggung jawab keluarga tatu usaha yang kurang maju, maka orang cenderung untuk mempersempit minat mereka. Menurut Benyamin Luminto (1998), bahwa tingkat pencapaian pelayanan medis ditentukan oleh biaya yang meningkat, sehingga faktor ekonomi menjadi penyebab naik turunya tingkat pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan, terutama oleh si miskin.
2. Pendidikan
Semakin tinggi dan semakin formal tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang maka semakin besar pula kegiatan yang bersifat intelek yang dilakukan.Seperti yang telah dikutip Notoatmodjo (1997) dari L. W. Green mengatakan bahwa “jika ada seseorang yang mempunyai pengetahuan baik, maka ia mencari pelayanan yang lebih kompeten atau lebih aman baginya”.
3. Situasional (orang dan lingkungan)
Berhubungan dengan ancaman konsep diri terhadap perubahan status, adanya kegagalan, kehilangan benda yang dimiliki, dan kurang penghargaan dari orang lain.
4. Keadaan Psikis
Keadaan psikis yang mempunyai pengeruh paling besra terhadap minat adalah kecemasan.Kecemasan merupakan suatu respon terhadap stres, seperti putusnya suatu hubungan yang penting atau bencana yang mengancam jiwa.Kecemasan juga bisa merupakan suatu reaksi terhadap dorongan seksual atau dorongan agresif yang tertekan, yang bisa mengancam pertahanan psikis yang secara normal menngendalikan dorongan tersebut.Pada keadaan ini, kecemasan menunjukkan adanya pertentangan psikis.Kecemasan bisa timbul secara mendadak atau secara bertahap selama beberapa menit, jam atau hari.Kecemasan bisa berlangsung selama beberapa detik sampai beberapa tahun.Beratnya juga bervariasi, mulai dari rasa cemas yang hampir tidak tampak sampai letupan kepanikan (Perry, 2003).
Menurut Kartono (2006), kecemasan disebabkan oleh beberapa dorongan seksual yang tidak mendapatkan kepuasaan dan terlambat, sehingga mengakibatkan banyak konflik batin. Menurut Hartoyo (2004), bahwa stressor pencetus kecemasan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
  1. Ancaman terhadap integritas fisik, meliputi ketidakmampuan fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk melakukan aktivitas hidup keseharian.
  2. Ancaman terhadap sistem diri, dapat membahayakan identitas, harga diri, dan fungsi integritas sosial. Faktor internal dan eksternal dapat mengancam harga diri. Faktor eksternla meliputi : kehilangan nilai diri akibat kematian, cerai, atau perubahan jabatan. Faktor internal meliputi: kesulitan interpersonal di rumah atau tempat kerja.
Kecemasan mempunyai beberapa akibat, diantaranya :
a.    Perilaku
Gelisah, ketegangan fisik, tremor, gugup, menarik diri dari hubungan interpersonal, menghalangi, melarikan diri dari masalah.

b. Kognitif
Perhatian terganggu, konsentrasi buruk, pelupa, salah dalam memberikan penilaian, hambatan berpikir, kreativitas menurun, bingung, kehilangan kontrol, takut kehilangan atau kematian.
c.  Afektif
Mudah terganggu, tidak sadar, gelisah, tegang, gugup, ketakutan, dan gelisah (Hartoyo, 2004).
F.     Beberapa Tipe Tentang Minat
Komunikasi
Apakah anda mengetahui tentang Lary King, Robert Murdoch, Oprah Wimpray, Jakob Oetomo atau PK Ojong ? Kalau mengetahui, anda termasuk dalam minat komunikasi.
Industri
Apakah anda mengetahui tentang motor bakar, sistem pembakaran energi dan gaya gerak? Kalau mengetahui anda termasuk minat dalam industri mesin. Apabila mengetahui sampai 70% dari perkembangan industri dan permesinan, anda termasuk yang cocok berkecimpung dalamm industri.
Komputer
Apakah anda mengetahui tentang sistem program, analisis memory dan central procesing unit? Kalau anda tahu, anda mempunyai minat pada ilmu komputer. Apabila anda mengetahui hampir 90% tentang perkembangan komputer, anda termasuk dalam minat bidang komputer.
G.    Cara Mengukur Minat
Minat diukur dengan menggunakan kuesioner atau dengan menggunakan wawancara. Dalam TRA (Theory of Reasoned Action), minat merupakan bagian dari intense sehingga belum nampak kegiatannya dan tidak dapat dilakukan observasi secara langsung (Fishben, 1975). Hasil pengukuran minat menurut Ajzen (1996), dapat dikategorikan menjadi minat tinggi (67 – 100%), minat sedang (34 – 66%), dan minat rendah (0 – 33%).
Apabila individu memiliki minat yang fluktuatif, individu tersebut dapatsekaligus mengamati banyak obyek akan tetapi pengamatannya tidak telitisebab mintanya terbagi pada semua peristiwa dengan sepintas lalu serta hanyasejenak mengingat segi-segi pentingnya saja.

BAB III
P E N U T U P

A.    Kesimpulan
Dalam melakukan suatu penelitian yang ingin dibuat, berbagai objek masalah yang terjadi di kalangan masyarakat sekarang ini.Hanya saja perilaku dari sikap tanggap kita terhadap masalah yang ingin diamati menjadi letak persoalan dari respondensi terhadap hal-hal yang ingin dikaji. Untuk itu kembali pada maksud dari minat, karena dengan minat sesuatu yang menjadi tujuan atau objek yang ingin diketahui menjadi tidak berlarut larut atau bukan hanya sekedar meneiti saja, akan tetapi timbulnya keinginan dan hasrat untuk mencari kebenaran, letak persoalan, factor penyebab dan mencarikan suatu solusi agar kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas manusia bisa terlaksana dengan baik.
B.     Saran
Dengan terapan materi yang penulis suguhkan yang tertuang dalam makalah ini  mungkin saja masih ada beberapa atau banyak kekukarangan dan keterbatasan materi yang menyangkut tenteng minat untuk meneliti. Karena keterbatasan waktu dan kurangnya  referensi yang  didapatkan oleh penulis terutama mengenai cara pengukuran dari minat seseorang untuk meneliti serta gejala-gejala dari timbulnya minat seseorang untuk meneliti.

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala kemudahan sehingga tugas Makalah METODE PENELITIAN SOSIAL yang membahas tentang “Minat Untuk Meneliti” ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya.
Penulis mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, walaupun penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca maupun penilai yang sifatnya membangun.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman yang ikut berpartisipasi dan membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
“Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan kita dalam mempelajari ilmunya”.



                           Unaaha,      Juni  2011

                                          Penulis





DAFTAR ISI

Halaman Judul........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTA ISI........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... iv
A.    Latar belakang ....................................................................................  iv
B.     Rumusan Masalah .............................................................................    v
C.     Tujuan .................................................................................................. v
D.    Metode Penelitian .............................................................................    v
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 1
A.    Pengertian Minat................................................................................... 1
B.     Faktor Timbulnya Minat.....................................................................   4
1.      Faktor dorongan dalam diri ........................................................    5
2.      Faktor motif sosial .......................................................................   5
3.      Faktor emosional .........................................................................    5
C.     Karakteristik Minat ...........................................................................    5
D.    Aspek Minat ......................................................................................    6
E.     Kondisi Yang mempengaruhi Minat .................................................    7
F.      Beberapa Tipe Tentang Minat ...........................................................  11
G.    Cara Mengukur Minat .......................................................................  11
BAB III PENUTUP............................................................................................ 13
A.    Kesimpulan .......................................................................................  13
B.     Saran .................................................................................................  13
DAFTAR PUSTAKA

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA TOLAKI ELALUI METODE DISKUSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 WAWOTOBI

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Tindak komunikasi merupakan aktivitas yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari dari manusia sebagai makhluk social. Setiap saat manusia melakukan komunikasi dengan orang lain melalui berbagai cara. Dalam bergaul dan berinteraksi manusia mengalami proses komunikasi yang tidak selalu dilakukan secara sadar. Oleh karena itu, kemampuan berkomunikasi harus senantiasa dilatih agar manusia dapat merasakan manfaat dari hasil komunikasi itu sendiri.
Bahasa sebagai alat komunikasi merupakan komponen utama untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya. Oleh karena itu dibutuhkan kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik. Hendrakus (1991 : 17) menyatakan bahwa didalam masyarakat umumnya dicari para pemimpin atau orang-orang yang berpengaruh yang memiliki kepribadian didalam hal berbicara. Juga dibidang-bidang lain seperti perindutrian, perekonomian, dan bidang social, kepandaian berbicara atau keterampilan mempergunakan bahasa secara efektif sangat diandalkan.
Keterampilan berbahasa disekolah dilakukan sesuai dengan hakikat bahasa sebagai suatu sistem yang kebermaknaannya dalam berkomunikasi bersifat menyeluruh sehingga kegiatan belajar mengajar akan sesuai fungsi dan konteks serta dapat mengkondisikan siswa agar menggunakan bahasa untuk belajar.
Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Tolaki diarahkan untuk meningkatkan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Tolaki dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesusastraan manusia.
Siswa akan mampu berkomunikasi dengan baik jika mempunyai kemampuan berbahasa yang baik. Ada 4 keterampilan yang diajarkan pada mata pelajaran bahasa Tolaki, yaitu: keterampilan mendengarkan atau menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keterampilan menyimak dan berbicara bersifat produktif, sedangkan keterampilan berbicara dan menulis bersifat reseptif. Dalam pelaksanaannya keterampilan berbicara termasuk sulit diajarkan karena menuntut kesiapan, mental, dan keberanian siswa untuk tampil didepan orang lain.
Seiring dengan semakin seringnya digunakan bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris di sekolah, sekarang  ketrampilan berbicara bahasa Tolaki siswa SMA kelas X sekarang mengalami penurunan.  Oleh karena itu ketrampilan berbicara bahasa Tolaki siswa SMA kelas X harus segera ditingkatkan kembali agar bahasa Tolaki tetap bisa dan tetap digunakan sebagai bahasa ibu di kalangan para siswa itu sendiri.
Salah satu media yang dapa dipilih untuk meningkakan kemampuan berbicara bahasa Tolaki adalah dengan cara mengadakan diskusi. Media diskusi pada dasarnya suatu bentuk tukar pikiran yang teratur dan terarah, baik dalam kelompok kecil maupun dalam kelompok besar, dengan tujuan untuk mendapatkan suatu pengertian, kesepakatan, dan keputusan bersama mengenai suatu masalah. Dalam arti luas diskusi berarti memberikan jawaban atas pertanyaan atau pembicaraan serius tentang suatu masalah objektif. Dalam proses ini orang mengemukakan titik tolak.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah maka penulis merumuskan masalah :
1.      Adakah peningkatan kemampuan berbicara bahasa Tolaki melalui metode diskusi kelas X SMA Negeri I Wawotobi ?
2.      Seberapa besar peningkatan kemampuan berbicara siswa dalam menggunakan bahasa Tolaki ?
C.    Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Tolaki melalui metode diskusi siswa kelas X SMA Negeri I Wawotobi.
D.    Manfaat Penelitian
Mengingat pentingnya penelitian ini dalam berbgai faktor, maka manfaat penelitian iini ditijau dari dua segi, yaitu :
1.      Secara Teoritis
a.       Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan ilmu pengetahuan khususnya tentang penggunaan metode diskusi sebagai usaha untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas X SMA.
b.      Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan teori pembelajaran bahasa Tolaki kelas X SMA guna meningkatkan berbicara siswa di SMA.
2.      Secara Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan metode bagi guru guna mengembangkan pembelajaran berbicara kelas X SMA melalui metode diskusi, kemudian dapat menjadi alternative cara belajar berbicara yang efektif dan tepat bagi siswa, serta dapat menjadi sumbangan ide untuk memperbaiki sistem pembelajaran berbicara yang lebih baik bagi sekolah.


BAB II
KAJIAN TEORI

A.    Pengertian Berbicara
Berbicara adalah kemampuan mengungkapan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, dan menyampaikan pikiran, gagsan serta perasaan (Tarigan, 1981:15). Kemapuan berbicara merupakan kemampuan mengungkapkan gagasan, isi hati dalam suatu forum yanh dalam hal ini berlandaskan pada metode diskusi. Memiliki kemampuan berbicara akan sangat membantu kemampuan berbicara secara individual.
Dengan berbicara seseorang berusaha unuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya kepada orang lain secara lisan.Tanpa usaha untuk mengungkapkan dirinya, orang lain tidak akan mengetahui apa yang dipikirkan dan dirasakannya. Tanpa bicara orang akan tidak dapat saling berinteraksi dengan sesamannya dan akan terkucilkan dari lingkungannya.
Untuk berkomunikasi dengan sesamanya manusia lebih sering menggunakan bahasa lisan dari pada bahasa tulis. Bahasa lisan dapat mewakili sifat dan perasaan yang sedang dirasakannya. Oleh karena itu bicara menjadi salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia.

B.     Pengertian Diskusi
Diskusi berasal dari bahasa latin yaitu discuties atau discution yang artinya bertukar pikiran. Diskusi pada dasarnya suatu bentuk tukar pikiran yang teratur dan terarah, baik dalam kelompok kecil maupun dalam kelompok besar, dengan tujuan untuk mendapatkan suatu pengertian, kesepakatan, dan keputusan bersama mengenai suatu masalah (Tarigan, 1997:7,13). Sejalan dengan hal itu Hendrikus (1991:96) mengemukakan bahwa diskusi berasal dari bahasa latin discutere yang berarti membeberkan masalah. Dalam arti luas diskusi berarti memberikan jawaban atas pertanyaan atau pembicaraan serius tentang suatu masalah objektif.
Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa diskusi mempunyai tujuan untuk memecahkan masalah yang melibatkan orang banyak yang pada akhir diskusi pendengar diharapkan mempunyai pandangan dan hasil pemikiran bersama tentang sebuah masalah yang menjadi pokok diskusi tersebut.
C.    Pembelajaran Bahasa Tolaki Melalui Metode Diskusi
Seiring dengan semakin seringnya digunakan bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris di sekolah, sekarang  ketrampilan berbicara bahasa Tolaki siswa SMA kelas X sekarang mengalami penurunan.  Oleh karena itu ketrampilan berbicara bahasa Tolaki siswa SMA kelas X harus segera ditingkatkan kembali agar bahasa Tolaki tetap bisa dan tetap digunakan sebagai bahasa ibu di kalangan para siswa itu sendiri.  Dalam pembelajaran bahasa Tolaki metode diskusi dapat dijadikan pilihan, khususnya untuk pembelajaran ketrampilan berbicara.
Dalam pembelajaran bahasa Tolaki dengan metode diskusi dapat dimulai dengan memilih topik yang dapat memuat banyak pembicaraan yang mencakup banyak kosa kata bahasa Tolaki. Guru mempersiapkan tema diskusi yang sedang banyak dibicarakan oleh siswa. Kemudian Siswa dibagi kedalam kelompok kemudian dipersiapkan untuk berdiskusi menggunakan bahasa Tolaki. Metode ini dimaksudkan agar siswa dapat menambah pengetahuan kosa kata bahasa Tolaki yang dimilikinya, sehingga akan meningkat pula kemamuan berbicara bahasa Tolakinya.


BAB III
MRTODE PENELITIAN

A.    Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian untuk, dan oleh kelas sasaran dengan memanfaatkan interaksi, kolaborasi antara peneliti dengan kelas sasarandalam hal ini siswa. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan demi perbaikan dan atau peningkatan praktek pembelajaran secara berkesinambungan, yang pada dasarnya melekat pada terlaksananya misi professional pendidikan yang dinamakan guru. Oleh karena itu pendekatan tindakan kelas merupakan salah satu cara strategis memperbaiki meningkatkan layanan pendidikan yang harus diselenggarakan dalam konteks dan atau dalam peningkatan kualitas program sekolah secara keseluruhan dalam masyarakat yang dapat berubah. Desain penelitian tindakakn kelas terdiri dai (1) komponen perencanaan, (2) tindakan dan pengamatan dan (3) refleksi (Depdikbud, 1992:1).
B.     Sumber Data Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri I Wawotobi dengan jumlah 40 siswa.

C.    Teknik Pengumulan Data
Pengumpulan data penelitian menggunakan teknik evaluasi. Menurut Arikunto (1995:23), secara garis besar penelitian pendidikan dapat digolongkan mencadi dua macam, yaitu test dan non test. Non test meliputi skala bertingkat, kuesioner, daftar cocok, wawancara dan riwayat hidup. Dari berbagai teknik penelitian tersebut penelitian ini akan menggunakan alat evaluasi sebagai berikut :
1.      Pengamatan
Pengamatan adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Hal tersebut untuk mengawasi peningkatan kemampuan berbicara bahasa Tolaki selama kegiatan belajar mengajar di kelas. Dalam melakukan pengamata dibantu oleh kolaborator, dalam hal ini guru bahasa Tolaki dan guru pengampu matapelajaran bahasa Tolaki.
2.      Test
Menurut suharsini (1996:138), test merupakan serentetan perntayaan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Test tersebut berupa test praktek sesorah menggunakan bahasa Tolaki dilakukan dengan cara setiap siswa maju ke depan kelas untuk membaca sesorah. Test tersebut berupa pre tes dan post test. Pre test dilakukan sebelum penelitian dilakukan. Pre test digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa.
D.    Instrumen Penelitian
Menurut Suharsini (1996:150), instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

BAB IV
P E N U T U P

A.    Kesimpulan
1.      Berbicara adalah kemampuan mengungkapan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, dan menyampaikan pikiran, gagsan serta perasaan. Kemapuan berbicara merupakan kemampuan mengungkapkan gagasan, isi hati dalam suatu forum yanh dalam hal ini berlandaskan pada metode diskusi. Memiliki kemampuan berbicara akan sangat membantu kemampuan berbicara secara individual.
2.      Salah satu media yang dapa dipilih untuk meningkakan kemampuan berbicara bahasa Tolaki adalah dengan cara mengadakan diskusi. Media diskusi pada dasarnya suatu bentuk tukar pikiran yang teratur dan terarah, baik dalam kelompok kecil maupun dalam kelompok besar, dengan tujuan untuk mendapatkan suatu pengertian, kesepakatan, dan keputusan bersama mengenai suatu masalah.
3.      Secara praktis, hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan metode bagi guru guna mengembangkan pembelajaran berbicara kelas X SMA melalui metode diskusi, kemudian dapat menjadi alternative cara belajar berbicara yang efektif dan tepat bagi siswa, serta dapat menjadi sumbangan ide untuk memperbaiki sistem pembelajaran berbicara yang lebih baik bagi sekolah.
4.      Pengamatan adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Hal tersebut untuk mengawasi peningkatan kemampuan berbicara bahasa Tolaki selama kegiatan belajar mengajar di kelas. Dalam melakukan pengamata dibantu oleh kolaborator, dalam hal ini guru bahasa Tolaki dan guru pengampu matapelajaran bahasa Tolaki.
B.     Saran
Saran yang dapat kami buat agar dapat dijadikan teladan oleh pararemaja untuk dapat memperbaiki jalur metode bahasa demi masa depan dan nama baik negara kita. Oleh karena itu pentingnya peningkatan kemampuan berbicara bahasa tolaki melalui metode diskusi dengan memperbanyak referensi untuk kedepannya.


DAFTAR ISI

Halaman
HALAM JUDUL .................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang .............................................................................................. 1
B.     Rumusan Masalah ......................................................................................... 3
C.     Tujuan Penelitian .......................................................................................... 3
D.    Manfaat Penelitian ........................................................................................ 3
BAB II KAJIAN TEORI
A.    Pengertian Berbicara ..................................................................................... 5
B.     Pengertian Diskusi ........................................................................................ 6
BAB III METODE PENELITIAN
A.    Desain Penelitian .......................................................................................... 8
B.     Sumber Data Penelitian ................................................................................ 8
C.     Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 9
D.    Instrumen Penelitian ..................................................................................... 10
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan ................................................................................................... 11
B.     Saran ............................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA

KATA  PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal yang berjudul  PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA TOLAKI MELALUI METODE DISKUSI SISWA KELAS X SMA NEGERI I WAWOTOBI”.
Penulis menyadari masih adanya kekurangan dalam penulisan Proposal ini. Oleh sebab itu, mengharapkan kritik dan saran yang membangun, agar ini bermanfaat dan demi kesempurnaan kedepannya.

                                                             
Unaaha,      Agustus  2011

                                                                                                              Penulis