Lagu Ini Untukmu
Hai gadis.....
Yaaa... kau
kau .....
Kau yang tetangga rumahku
Manis sekali
Bisakah kau menemaniku bernyanyi ?
Walaupun sejenak saja
Dengan menggunakan gitar
Yang tak mampu kumainkan
Sekalipun kau hanya duduk di sampingku
Itu juga baik
Sebab dengan senyum itu darimu
Mebuatku bisa bernyanyi
Dengan senyummu itu
Juga bisa membantuku menciptakan sebuah lagu
Terima Kasih
Laguku ini untukmu
24 Desember
2011
-----------------------------------------------------------------------------
Tolong Lihat
Tolong lihat puisi saya !
Tolong lihat puisi saya !
Tolong lihat puisi saya !
Tolong . . . !
Tolong lihat !
Tolong . . . !
Tolooooooooooooooooonnnnnnnngggg . . . . . . . Lihat Puisi saya !
Aku ingin mengatakan sesuatu
Jadi, tolong dengarkan !
Bahwa,
Aku ingin....
Aku...
Aku...
Aku ingin mengatakan
Aku ingin mengatakan
Aku ingin mengatakan
Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.......ku ingin mengatakan
Bahwa, Aku sudah tak Cinta Negara ini lagi.
23 Desember
2011
-----------------------------------------------------------------------------
Tak Berjudul
Oh.... Tuhan...
Dialah gadis diwaktu itu
Sepertinya aku tak berjumpa lagi di malam ini
Mimpiku menunggu tawaran itu
Oh.... Tuhan...
Senyumnya indah
Walaupun bagi-Mu seyumnya
tak sebanding dengan langit-Mu
Tetapi bagiku senyumnya setara dengan indah
langit-Mu
Sebab, Engkaulah yang tak terbatas dan
Akulah yang terbatas.
Aku jatuh cinta pada engkau ya Tuhan
Melaui ciptaanmu yang begitu indah
20
Desember 2011
-----------------------------------------------------------------------------
Aku Turut Prihatin
Oh Kakanda Bangsa !? Prihatinlah Pada Adinda Bangsa
Aku cucu bangsa prihatin kepada Adindamu si Bangsa
Sekalipun Aku tidak begitu tau masalah bangsa
Patutlah Aku si cucu bangsa prihatin walaupun dalam ketidak tahuan
Lakukanlah sesuatu agar Aku bangga kepada Bangsa
Saat ini kata yang Aku bisa katakan sebagai cucu bangsa yaitu
Aku Turut Prihatin.
17
Desember 2011
-----------------------------------------------------------------------------
Sang Pemulung
Aku ingin menjadi seorang guru tanpa murid
Aku ingin menjadi wartawan tanpa surat kabar, dan
Aku ingin Menjadi Penulis tanpa buah karya
Biarlah tidak perlu dibanggakan
Karena aku seorang yang siap menjadi
Kuli tinta dan pemulung kata-kata
8 Desember 2011
-----------------------------------------------------------------------------
Dua
Enam Desember
Berdiri aku
Di pinggir susahnya suapan
Kepala yang tak henti mencongak
Menanti petunjuk pada yang Ada
Oh Tuhan...
Tidakkah berdosa jika aku menangis dan marah ?
Tetapi...
Aku lebih takut lagi jikalau engkau yang marah
Takut
Takut sekali
Seperti ketakutan ketika engkau marah
Bagi kami air kan selalu mencari tempat yang rendah
Tetapi bagimu air bisa mencari tempat yang lebih tinggi
Dua Enam Desember
Masih teringat jelas pukulan itu
Duhai langit.... duhai alam raya....
Duhai alam semesta
Dialah yang punya Cinta
Duhai Ada... duhai tidak ada
Aku Percaya
26 Desember 2011
-----------------------------------------------------------------------------
Cerita
dan Doa’ Calon Pemimpin
Negeriku ini penuh dengan orang hebat
Tak kalah dengan Superman, Batman
ataupun Ironman
Hebat, bisa terbang, dan keras seperti
besi
Negeriku ini penuh dengan artis
Tak kalah dengan pemain sinetron
professional
Pandai Ekting jelasnya
Mengagumkan bukan ?
Hahahahaha . . . . . . itulah kehebatan
Negeri ku ini
Terkadang saya sendiri bingung
Tak mampu membedakan antara pemimpin Negeri
dan artis sinetron
Mereka hanya mampu bersolek
Bertarung seperti difilem laga
Oh… Penguasa jagad raya ini
Kami prihatin sekali dengan negeriku
ini
Membuat kami tak bangga lagi pada
negeri ini
Saya yakin kekecewaan akan berlanjut
pada anakku ini
Tuhan…. Tolong rekomendasikan
Izinkan saya memimpin dan mewarnai
Negeri ini nantinya.
Amin…
27 Desember 2011
-----------------------------------------------------------------------------
Mati Tanpa Pamit
Angin seperti mendesis
Hujan malam turun
Menghembus masuk ruangan
Mengusap kulit, mengular
kedinginan
Di luar, di tengah
keheningan terdengar daun pelindung kering lepas dari ranting
Tiga
kali luruh menyentuh genting
Mengusik
pikiranku akan makna
Makna
kehidupan sebelum kematian
Dari
mana dan mau ke mana segala ciptaan yang ada ini
Sementara
kerdip lilin menyala tidak seberapa
Lidah-lidah
apinya tidak lebih besar dari nyala korek api
Sebentar-sebentar
terombang-ambing
Berputar-putar
seperti hendak mempertahankan diri dari hembusan angin
Dalam
suasana itu engaku bersedekap dada
Seraya
memejamkan mata layaknya pertapa yang khusuk memanjatkan doa
Engkau
tampak semakin tidak peduli kepadaku
Tampak
benar engkau tidak mau tahu akan keinginanku
Kata-kata Engkau yang
kutunggu tidak sepatah pun terucap
Pikiranku berputar-putar
Penglihatanku terarah ke
segala penjuru ruangan
Semuanya diam membisu
Seperti Engkau!
Dalam suasana seperti itu
keputusanku
Untuk melaksanakan rencana
kematian makin bulat meluap-luap
“Mati tanpa pamit lebih
baik!”
Pikirku
“Makin cepat mati, makin
baik!”
Itu yang menjadi
pertimbanganku.
27 Desember 2011
-----------------------------------------------------------------------------
Bekal
Seingatku
Kemarin di Kota kau berkata-kata
Sekarang di Desa kau diam
Besok entah dimana kau mati
Bergegaslah kawan kau bicara
Sebelum kau dibicarakan
Kau baik, kau buruk
Kau begini dan kau begitu
Tidak tahu benar yang mana
Entahlah....
Entahlah....
Entahlah....
Informasi itu juga saya terima
Jadi, persiapkan bekalmu mulai saat ini
Atau kita bersama untuk membekali
29 Januari
2012
-----------------------------------------------------------------------------
Sekungkungan
Cerita
Terkadang
berfikir
Lewat
betapapun pikiran berkata
Tanpa
tanya !
Gambaran
yang menakjubkan di telinga
Disini ?
Kini bayangkan
Laut kini berlangit
Kita yang berbasah
Kemudian ingat !
Lewat
lutut yang tidak tegap
Mata
yang sulit menangkap bahwa ini pagi
Tetap
merasa tak yakin
Tak yakin untuk meyakinkan ruangan terbatas
Bersuara tak terlihat
Namun berbayang kan bergelembung
Gelembung kan naik tak berberat
Hingga ke atas hingga juga bergeming
Di
batas nafas dan setengah pemikiran kecil
Mengenai sekungkungan cerita
Ketika
memenuhi batin untuk padam dan berkata ini benar
5 Februari 2012
-----------------------------------------------------------------------------