Sabtu, 23 Juli 2011

Belajar dan Pembelajaran


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Istilah Transfer belajar berarti pemindahan atau pengalihan hasil belajar dari mata pelajaran yang satu ke mata pelajaran yang lain atau dari kehidupan sehari-hari diluar lingkungan sekolah. Adanya pemindahan atau pengalihan ini menunjukkan bahwa ada hasil belajar yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam memahami materi pelajaran yang lain. Hasil belajar yang diperoleh dan dapat dipindahkan tersebut. dapat berupa pengetahuan,kemahiran intelektual, keterampilan motorik atau afektif dll.
Menurut teori daya (formal disiplin) daya-daya jiwa yang ada pada manusia itu dapat dilatih. Dan setelah berlatih dengan baik, daya-daya itu dapat digunakan pula untuk pekerjaan yang lain yang menggunakan daya tersebut dengan demikian terjdilah transfer belajar. Misalnya seorang anak yang semenjak kecil melatih diri cara-cara melempar dengan tepat, mula-mula ia melempar-melempar dengan batu, kemudian disekolah ia sering bermain kasti sehingga terlatih pula melempar dengan bola. Menurut teori daya, anak yang telah melatih daya melemparnya dengan baik, nantinya jika ia telah dewasa dan menjadi dewasa dapat menjadi pelempar granat yang baik. Contoh lain murid-murid dilatih belajar sejarah. Dengan mempelajari pelajaran sejarah tidak boleh tidak daya ingatannya sering digunakan untuk mengingat-ingat bermacam-macam peristiwa, ingatan anak itu makin terlatih dan makin baik terhadap pelajaran itu. Maka pendapat menurut teori daya daya ingatan yang telah terlatih baik bagi pelajaran itu dapat digunakan pula (ditransferkan) kepada pekerjaan lain.
Sehubungan dengan pentingnya transfer belajar maka guru dalam proses pembelajaran harus membekali si belajar dengan kemampuan-kemampuan yang nantinya akan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Karena transfer belajar penting bagi perkembangan ketrampilan anak maka pemakalah ingin mengambil judul Transfer Belajar .
Selain sebagai habitat hidup ternyata lingkungan (alam) juga berfungsi sebagai sumber belajar, karena sebagian besar sains yang dikatakan sebagai pecahan dari filsafat itu mengkaji tentang alam lingkungan beserta penghuninya
Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang berperan menciptakan lingkungan belajar bagi para peserta didik untuk mencapai pendidikan yang baik. Sekolah perlu menyusun suatu program yang tepat yang tentunya harus didukung oleh tim pendidik yang memenuhi sifat-sifat pendidik yang telah ditentukan dalam suatu pendidikan, sehingga memungkinkan peserta didik melakukan kegiatan belajar secara efisien dan sampai pada tujuan yang diharapakan.
Dan dalam makalah ini, untuk mencapai tujuan yang diharapkan, maka saya akan berusaha mengulas sebagian pendukung untuk tercapainya tujuan tersebut, yakni tentang variasi dalam mengajar, yang dalam hal ini pendidiklah yang sangat berperan dalam mengatur variasi yang tepat dan baik bagi peserta didik.
Dalam rangka lebih menyukseskan target dalam dunia pendidikan, sangat perlu memperhatikan sarana dan prasarananya, baik dari sisi psikologi sampai dalam bentuk material. Dalam makalah ini penulis mencoba membahas tentang lingkungan sebagai sumber pembelajaran.

B.  Rumusan Masalah
Dengan adanya sedikit gambaran di atas, penulis bias menarik beberapa icon yang kiranya pantas jika kita jadikan rumusan masalah, yaitu:
1.     Apakah transfer belajar itu?
2.    Apa saja pandangan-pandangan tentang transfer belajar?
3.    Apa saja faktor-faktor yang berperan dalam transfer belajar?
4.    Apa Tujuan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar ? dan
5.    Apa saja lingkungan pada pendidikan ?
6.    Tekhnik Menggunakan Lingkungan Sebagai Metode Pembelajaran ?


C.  Tujuan
1.     Menjelaskan yang dimaksud transfer belajar;
2.    Menjelaskan pandangan-pandangan tentang transfer belajar;
3.    Menjelaskan faktor-faktor transfer belajar;
4.    Menjelaskan tujuan transfer belajar pada lingkungan serbagai sumber belajar; dan
5.    Menjelaskan lingkungan pada pendidikan
6.    Menjelaskan teknik menggunakan lingkungan sebagai metode pembelajaran.


BAB II
PEMBAHASAN
A.  Arti Transfer Belajar
Istilah transfer belajar berasal dari bahasa inggris “transfer of learning” dan berarti : pemindahan atau pengalihan hasil belajar yang diperoleh dalam bidang studi yang satu ke bidang studi yang lain atau ke kehidupan sehari-hari diluar lingkup pendidikan sekolah. Pemindahan atau pengalihan ini menunjuk pada kenyataan, bahwa hasil belajar yang diperoleh, digunakan di suatau bidang atau situasi diluar lingkup bidang studi dimana hasil itu mula-mula diperoleh. Misalnya, hasil belajar bidang studi geografi, digunakan dalam mempelajari bidang studi ekonomi; hasil belejar dicabang olahraga main bola tangan, digunakan dalam belajar main basket; hasil belajar dibidang fisika dan kimia, digunakan dalam mengatur kehidupan sehari-hari. Hasil studi yang dipindahkan atau dialihkan itu dapat berupa pengetahuan (informasi verbal), kemahiran intelektual, pengaturan kegiatan kognitif, ketrampilan motorik dan sikap. Berkat pemindahan dan pengalihan hasil belajar itu, seseorang memperoleh keuntungan atau mengalami hambatan dalam mempelajari sesuatu dibidang studi yang lain.
Transfer dalam belajar ada yang bersifat psitif dan ada yang negatif. Transfer belajar disebut positif jika pengalaman-pengalaman atau kecakapan-kecakapan yang telah dipelajari dapat diterapkan untuk mempelajari situasi yang baru, contoh ketampilan mengendarai sepeda motor, akan mempermudah belajar mengendarai kendaraan bermotor roda empat. Atau dengan kata lain, respon yang lama dapat memudahkan untuk menerima timulus yang baru. Disebut transfer negatif jika pengalaman atau kecakapan yang lama menghambat untuk menerima pelajaran/kecakapan yang baru. Contoh ketrampilan mengemudikan kendaraan bermotor dalam arus lalu lintas yang bergerak di sebelah kiri jalan, yang diperoleh seseorang selama tinggal di indonesia, akan menimbulkan kesulitan bagi orang itu bila ia dipindah ke salah satu negara eropa barat, yang arus lalu lintasnya bergerak disebelah kanan jalan.
Sementara itu Gagne seorang ahli psikologi pendidikan mengatakan bahwa transfer dapat digolongkan dalam empat kategori yaitu :
·         Transfer positip dapat terjadi dalam diri seseorang apabila guru membantu si belajar untuk belajar dalam situasi tertentu dan akan memudahkan siswa untuk belajar dalam situasi-situasi lainnya. Transfer positif mempunyai pengaruh yang baik bagi siswa untuk mempelajari materi yang lain.
·         Transfer negatif dialami seseorang apabila si belajar dalam situasi tertentu memiliki pengaruh merusak terhadap ketrampilan/pengetahuan yang dipelajari dalam situasi yang lain. Sehubungan dengan ini guru berupaya untuk menyadari dan menghindarkan siswa-siswanya dari situasi belajar tertentu yang dapat berpengaruh negatif terhadap kegiatan belajar dimasa depan.
·         Transfer vertikal (tegak); terjadi dalam diri seseorang apabila pelajaran yang telah dipelajari dalam situasi tertentu membantu siswa tsb. dalam menguasai pengetahuan atau ketrampilan yang lebih tinggi atau rumit. Misalnya dengan menguasai materi tentang pembagian atau perkalian maka siswa akan lebih mudah mempelajari materi tentang pangkat. Agar memperoleh transfer vertikal ini guru dianjurkan untuk menjelaskan kepada siswa secara eksplisit mengenai manfaat materi yang diajarkan dan hubungannya dengan materi yang lain. Dengan mengetahui manfaat dari materi yang akan dipelajari dengan materi lain yang akan dipelajari dikelas yang lebih tinggi diharapkan ia akan mengikuti pelajaran ini dengan lebih serius.
·         Transfer lateral (ke arah samping) terjadi pada siswa bila ia mampu menggunakan materi yang telah dipelajari untuk mempelajari materi yang memiliki tingkat kesulitan yang sama dalam situasi lain. Dalam hal ini perubahan waktu dan tempat tidak mempengaruhi mutu hasil belajar siswa. Misalnya siswa telah mempelajari materi tentang tambahan, dengan menguasai materi tambahan maka siswa akan lebih mudah mempelajari materi yang lebih tinggi tingkat kesilitannya misalnya materi tentang pembagian. Contoh lainnya seorang siswa STM telah mempelajari tentang mesin, maka ia akan dengan mudah mempelajari teknologi mesin lain yang memiliki elemen dan tingkat kerumitan yang hampir sama.
B.  Tekhnik Menggunakan Lingkungan Sebagai Metode Pembelajaran
a.  Survey
Yaitu siswa sebagai peserta didik mengunjungi lingkungan seperti masyarakat setempat untuk mempelajari proses social, ekonomi, budaya dan lain sebagainya. Kegiatan belajar dilakukan siswa melalui observasi, wawancara dengan beberapa pihak yang dipandang perlu mempelajari data atau dokumen yang ada dan lain-lain. Hasilnya dicatat dan dilap[orkan di sekolah untuk dibahas bersama dan simpukan oleh guru dan siswa untuk melengkapi bahan pembelajaran.
b.  Kamping
Kemah memerlukan waktu yang cukup sebab siswa harus dapat menghayati bagaimana kehidupan alam seperti suhu suasana dan lain-lain.


c.   Karya Wisata
Yaitu kunjungan siswa keluar kelas untuk mempelajari objek tertentu sebagai bagian integral dari kegiatan kurikuler di sekolah.
d.  Praktek lapangan
Praktek lapangan dilakukan oleh para siswa untuk memperoleh keterampilan dan kecakapan khusus.
e.    Mengundang Manusia Sebagai Nara Sumber
Yaitu dengan cara mengundang nara sumber ke sekolah untuk memberikan penjelasan mengenai keahliannya dihadapan para siswa.
C.  Lingkungan Pada Pendidikan
a.  Lingkungan Sosial
Lingkungan sebgai sumber belajarberkenaan dengan interaksi social dengan kehidupan bermasyarakat seperti organisasi social, adat dan kebiasan, mata pencaharian, kebudayaan, pendidikan, kependudukan, struktur kepemerintahan dan agama. Lingkungan social tepat digunakan untuk mempelajari ilmu-ilmu social dan kemanusiaan. Dalam praktek pengajaran penggunaan lingkungan social sebagai sumber belajar hendaknya dimulai dari lingkungan yang paling dekat seperti keluarga, tetangga, Rukun Tetangga, rukun Warga, Kampung, Desa, kec., dan lain-lainnya. Hal ini disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku dan tingkat perkembangan anak didik.
b.  Lingkungan Alam
Lingkungan alam berkenaan dengan segala sesuatu yang sifatnya alamiyah seperti keadaan geografi, iklim, suhu udara, musim dan lain sebagainya. Lingkungan alan tepat digunakan untuk bidang study Ilmu Pengetahuan Alam.
Aspek-aspek lingkungan alam tersebut diatas dapat dipelajari secra langsung oleh peserta didik oleh cara-cara yang telah disebutkan sebelumnya. Mengingat sifat-sifat dari gejala alam relative tetap tidak seperti dalam lingkungan social, maka akan lebih mudah dipelajari para siswa. Siswa dapat mengamati dan mencatatnya secara pasti, dapat mengamati perubahan-perubahan yang terjadi termasuk prosesnya dan sebagainya. Gejala lain yang dapat dipelajari adalah kerusakan-kerusakan lingkungan alam termasuk factor penyebabnya.
c.   Lingkungan Buatan
Di samping lingkungan social dan lingkungan alam yang sifatnya alami ada juga disebut lingkungan buatan yakni lingkungan yang sengaja diciptakan atau dibangun manusia untuk tujuan tertentu yang bermanfaat untuk kehidupan manusia.
Siswa dapat mempelajari lingkungan buatan dari beberapa aspek seperti prosesnya, pemanfaatanntya, pemeliharaannya serta aspek lain yang berkenaan dengan pembngunan dan kepentingan manusia dan masyarakat pada umumnya.
Ketiga lingkungan belajar di atas dapat dimanfaatkan sekolah dalam proses belajar mengajar melalui perencanaan yang seksama oleh para guru bidang study baik secara sendiri-sendiri maupun bersama. Penggunaan lingkungan belajar dapat dilaksanakan dalam jam pelajaran bidang study di luar jam pelajaran dalam bentuk penugasan pesaerta didik atau dalam waktu khusus yang sengaja disiapkan pada akhir semester atau pertengahan semester.


D.  Pandangan Tentang Transfer Belajar
a.  Teori Disiplin Formal
Pandangan ini bertitik tolak pada pandangan aliran psikologis, daya tentang psike/kejiwaan manusia, psike itu dipandang sebagai kumpulan dari sejumlah bagian / daya-daya yang berdiri sendiri. Seperti daya berfikir, daya mengingat, daya kemauan, daya merasa, dan lain-lain.
Menurut teori daya (formal disiplin) daya-daya jiwa yang ada pada manusia itu dapat dilatih. Dan setelah berlatih dengan baik, daya-daya itu dapat digunakan pula untuk pekerjaan yang lain yang menggunakan daya tersebut dengan demikian terjdilah transfer belajar. Misalnya seorang anak yang semenjak kecil melatih diri cara-cara melempar dengan tepat, mula-mula ia melempar-melempar dengan batu, kemudian disekolah ia sering bermain kasti sehingga terlatih pula melempar dengan bola. Menurut teori daya, anak yang telah melatih daya melemparnya dengan baik, nantinya jika ia telah dewasa dan menjadi dewasa dapat menjadi pelempar granat yang baik. Contoh lain murid-murid dilatih belajar sejarah. Dengan mempelajari pelajaran sejarah tidak boleh tidak daya ingatannya sering digunakan untuk mengingat-ingat bermacam-macam peristiwa, ingatan anak itu makin terlatih dan makin baik terhadap pelajaran itu. Maka pendapat menurut teori daya daya ingatan yang telah terlatih baik bagi pelajaran itu dapat digunakan pula (ditransferkan) kepada pekerjaan lain.
Demikian, menurut teori daya pada tiap mata pelajaran disekolah pendidik perlu melatih daya-daya itu (daya ingatan, berpikir, merasakan, dan sebagainya) sehingga daya-daya yang sudah terlatih itu akan dapat digunakan dalam mata pelajaran yang lain dan bagi pekerjaan pekerjaan lain diluar sekolah. Sekolah yang menganut teori daya ini, sudah tentu mengutamakan terlatihnya semua daya-daya jiwa anak, dari pada nilai atau kegunaan mata pelajaran. Berguna atau tidaknya materi/isi mata pelajaran itu dalam praktek dikemudian hari, tidak menjadi soal. Yang penting, apapun yang diajarkan asal dapat melatih daya-daya jiwa adalah baik. Penganut teori daya beranggapan bahwa anak-anak yang pandai di sekolah suadah tentu akan pandai pula dimasyarakat.
b.  Teori Elemen Identik
Pandangan ini dipelopori oleh edward thorndike, yang berpendapat bahwa transfer belajar dari satu bidang studi kebidang studi yang lain atau idang studi sekolah ke kehidupan sehari-hari, terjadi berdasarkan adanya unsur-unsur yang sama dalam kedua bidang studi atau antara bidang studi di sekolah ke kehidupan sehari-hari. Makin banyak unsur yang sama makin besar kemungkinan terjadi tarnsfer belajar. Dengan kata lain terjadinya transfer belajar sangat tergantung dari banyak sedikitnya kesamaan unsur-unsur. Misalnya antara bidang studi aljabar dan ilmu ukur dan lain-lain.
Mula-mula thorndike mengartikan “elemen identik” sebagai unsur yang sungguh-sungguh sama (=identik) kemudian pengertian identik diartikan sebagai “ada kesamaan, sejenis” perubahan pandangan ini membuat teorinya tentang transfer belajar lebih mudah dapat diterima.
menurut teori ini hakekat transfer belajar adalah pengalihan dari penguasaan suatu unsur tertentu pada bidang studi yang lain, makin banyak adanya unsur-unsur yang sama akan semakin besar terjadinya transfer belajar positip.
c.   Teori Generalisasi
Pandangan ini dikemukakan oleh charles judd yang berpendapat bahwa Menurut teori ini transfer belajar lebih berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menangkap struktur pokok, pola dan prinsip umum . Bila seorang siswa mampu menangkap konsep, kaidah dan prinsip untuk memecahkan persoalan maka siswa itu mempunyai bekal yang dapat ditransferkan ke bidang-bidang lain diluar bidang studi dimana konsep, kaidah dan prinsip itu mula-mula diperoleh. Maka siswa itu dikatakan mampu mengadakan “generalisasi” yaitu mampu menangkap ciri-ciri atau sifat-sifat umum yang terdapat dalam sejumlah hal yang khusus. Generalisasi semacam itu sudah terjadi bila siswa membentuk konsep, kaidah, prinsip dan siasat-siasat pemecahan problem. Jadi kesamaan antara dua bidang studi tsb. tidak terdapat dalam unsur-unsur khusus melainkan dalam pola, dalam struktur dasar dan dalam prinsip.

E.  Tujuan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
·         Proses belajar
·         Hasil belajar
·         Bahan/materi bidang-bidang studi
·         Faktor-faktor subyektifitas dipihak siswa
·         Sikap dan usaha guru.

F.  Faktor-faktor yang Berperan Dalam Transfer Belajar
Adapun tujuan pemilihan lingkungan sebagai sumber belajar adalah sebagai berikut :
·         Supaya kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan.
·         Supaya hakikat Belajar akan lebih bermakna.
·         Supaya bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya dan lebih actual.
·         Supaya kegiatan belajar siswa lebih konprehenshif dan lebih aktif.
·         Supaya sumber belajar menjadi lebih kaya disebabkan lingkungan yang dipelajari beraneka ragam.
·         Supaya siswa dapat memahami dan menghayati aspek yang ada di lingkungannya.


BAB III
P E N U T U P
A.  Kesimpulan
1.     Transfer belajar pemindahan atau pengalihan hasil belajar yang diperoleh dalam bidang studi yang satu ke bidang studi yang lain atau ke kehidupan sehari-hari diluar lingkup pendidikan sekolah.
2.    Ada tiga teori tentang trnsfer belajar
a.    Teori disiplin formal
b.    Teori elemen identik
c.    Teori generalisasi
3.    Faktor-faktor yang berperan dalam transfer belajar
a.    Proses belajar
b.    Hasil belajar
c.    Bahan/materi bidang-bidang studi
d.    Faktor-faktor subyektifitas dipihak siswa
e.    Sikap dan usaha guru
B.  Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami sajikan, sebagai manusia biasa penulis sangat menyadari akan adanya kesalahan dalam isi maupun penulisan makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang progresif dari rekan-rekan sekalian dan khususnya dari Bapak Dosen.

DAFTAR PUSTAKA

W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran (Yogyakarta : Media Abadi, 2004)
M. Ngalim purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1996)
http://massofa.wordpress.com/2009/01/30/prinsip-prinsip-belajar/
http://ridho05.multiply.com/reviews/item/1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar