Sabtu, 23 Juli 2011

Pergaulan Bebas


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Indonesia seharusnya prihatin atas para calon penerus bangsa yang makin bejad kelakuannya. Dengan maraknya pornografi dan pornoaksi baik di keping cakram, komik, maupun di dunia maya yang sangat mudah untuk diakses sekarang ini, hal itu yang dapat mejembatani seks bebas di kalangan remaja.
Hal itu dibuktikan dengan survei dari Komisi Nasional Perlindungan Anak terhadap 4.500 remaja di 12 kota besar di Indonesia tahun 2007 menunjukkan, 97% dari responden pernah menonton film porno, 93,7% pernah ciuman, petting, dan oral seks, serta 62,7% remaja yang duduk di bangku SMP pernah berhubungan intim, dan 21,2% siswi sekolah menengah umum pernah menggugurkan kandungan.
Kengerian itu sangatlah berbenturan dengan budaya kita yang menjadi sandaran norma dan aturan dalam interaksi manusia. Budaya ketimuran yang terkenal “ewuh pekewuh”(punya rasa malu) mulai tergusur budaya “my bussines is mine”(ini urusanku) sehingga rasa malu dan berbagai norma lain di abaikan karena anggapan bahwa urusannya adalah urusannya sendiri bukan orang lain. Dalam pergaulan remaja pun demikian, karena remaja merupakan bagian terbesar yang terkena imbas dari budaya ini. Dalam hal jalinan hubungan dengan lawan jenis pun demikian sehingga pergaulan bebas tanpa adanya norma dan aturan.
Padahal Generasi muda adalah tulang punggung bangsa, yang diharapkan di masa depan mampu meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini agar lebih baik. Dalam mempersiapkan generasi muda juga sangat tergantung kepada kesiapan masyarakat yakni dengan keberadaan budayanya. Termasuk didalamnya tentang pentingnya memberikan filter tentang perilaku-perilaku yang negatif, yang antara lain; minuman keras, mengkonsumsi obat terlarang, sex bebas, dan lain-lain yang dapat menyebabkan rusaknya moral, akal, dan jasmani.
Melihat berbagai fakta yang terjadi saat ini, tidak sedikit para pemuda dan pemudi yang terjerumus ke dalam lembah perzinahan (Free sex), disebabkan terlalu jauhnya kebebasan mereka dalam bergaul, faktor utama masalahnya adalah kurangnya pemahaman masyarakat saat ini terhadap batas-batas pergaulan antara pria dan wanita. Disamping itu didukung oleh arus modernisasi yang telah mengglobal dan lemahnya benteng keimanan kita mengakibatkan masuknya budaya asing tanpa penyeleksian yang ketat.
Kita telah mengetahui bahwa sebagian besar bangsa barat adalah bangsa sekuler, seluruh kebudayaan yang mereka hasilkan jauh dari norma-norma agama. Hal ini tentunya bertentangan dengan budaya Indonesia yang menjujung tinggi nilai agama dan pancasila. Tidak ada salahnya jika kita mengatakan pacaran adalah sebagian dari pergaulan bebas. Saat ini pacaran sudah menjadi hal yang biasa bahkan sudah menjadi kode etik dalam memilih calon pendamping. Fakta menyatakan bahwa sebagian besar perzinahan disebabkan oleh pacaran. Bila kita menengok kebelakang tentang kebudayaan Indonesia sebelumnya, pacaran (berduaan dengan non muhrim) merupakan hal yang tabu. Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa pacaran memang tidak dibenarkan dan tidak sesuai dengan budaya Indonesia, demikian juga dengan budaya islam.
Indonesia seharusnya prihatin atas para calon penerus bangsa yang makinbejad kelakuannya. Dengan maraknya pornografi dan pornoaksi baik di kepingcakram, komik, maupun di dunia maya yang sangat mudah untuk diaksessekarang ini, hal itu yang dapat mejembatani seks bebas di kalangan remaja.
Hal itu dibuktikan dengan survei dari Komisi Nasional Perlindungan Anak terhadap 4.500 remaja di 12 kota besar di Indonesia tahun 2007 menunjukkan, 97% dari responden pernah menonton film porno, 93,7% pernah ciuman, petting,dan  oral  seks, serta  62,7% remaja  yang  duduk  di  bangku  SMP  pernahberhubungan  intim,  dan 21,2%  siswi  sekolah menengah  umum  pernahmenggugurkan kandungan.
Kengerian itu sangatlah berbenturan dengan budaya kita yang menjadisandaran norma dan aturan dalam interaksi manusia. Budaya ketimuran yangterkenal “ewuh pekewuh”(punya rasa malu) mulai tergusur budaya “my bussinesis mine”(ini urusanku) sehingga rasa malu dan berbagai norma lain di abaikankarena anggapan bahwa urusannya adalah urusannya sendiri bukan orang lain.Dalam pergaulan remaja pun demikian, karena remaja merupakan bagian terbesar yang terkena imbas dari budaya ini. Dalam hal jalinan hubungan dengan lawanjenis pun demikian sehingga pergaulan bebas tanpa adanya norma dan aturan.
Pada umumnya masyarakat lebih cendrung mengejar kesenangan dunia saja, padahal masih ada kesenangan yang tiada akhirnya yakni di surga. Tapi mereka tidak mempedulikan hal itu, yang paling parah mereka malah meniggalkan amalan-amalan mereka demi kesenagan mereka. Terutama anak remaja sekarang yang  suka mencoba sesuatu yang baru dan mereka senang melakukannya tanpa memperhatikan dampaknya.
Anak remaja sekarang mengenal istilah pergaulan bebas, mereka mengartikan pergaulan bebas kalau kita bisa melakukan perbuatan yang tanpa batas. Padahal tidak demikian, arti yang sesungguhnya kita hanya disarankan berteman dengan siapa saja dan apabila teman kita itu kelakuannya menyimpan jangan kita tiru itulah arti yang sebenarnya.
 Arti pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk manusia sebab manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariaanya membutuhkan orang lain, dan hubungan antar manusia dibina melalui suatu pergaulan.
B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat diambil sebuah permasalahan yaitu :
1.      Apakah yang dimaksud dengan pergaulan bebas ?
2.      Apakah pacaran termasuk pergaulan bebas ?
3.      Bagaimana Islam memandang Pergaulan Bebas ?
4.      Apa saja jenis-jenis pergaulan bebas ?
5.      Apakah penyebab dan dampak dari pergaulan bebas ?
6.      Bagaimana cara menanggulangi pergaulan bebas ? dan
7.      Apa dampak positif dan negative pada pergaulan bebas ?
C.    Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini yaitu :
1.       Menjelaskan tentang pergaulan bebas;
2.       Menjelaskan bagaimana dengan pacaran yang sering dikatakan pergaulan bebas;
3.       Menjelaskan bagaimana pandangan islam akan pergaulan bebas;
4.       Menjelaskan jenis-jenis pergaulan bebas;
5.       Menjelaskan penyebab dan dampak dari pergaulan bebas;
6.       Menjelaskan cara menanggulangi pergaulan bebas; dan
7.       Menjelaskan dampak positif dan negative pada pergaulan bebas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar